Ads

Rabu, 17 April 2019

Memahami Tentang Hakekat Dan Cara Berpuasa Dari Unsur 3 Agama


Newkidnet - Memahami tentang hakekat dan cara berpuasa dari unsur 3 agama - Dalam bahasan kali ini kita akan mengupas secara rinci tentang hakekat puasa dan cara melakukannya. Sebagai pedoman awal yang perlu di ketahui adalah pengertian serta pemahaman tentang difinisi puasa. Dari hasil pencarian beberapa sumber terpercaya baik dari unsur agama maupun para ahli spiritual, dengan topik bahasan tentang puasa maka dapatlah di simpulkan tentang difinisi puasa bahwa : puasa merupakan cara mengendalikan diri dalam segala aktivitas jaringan organ kehidupan yang bersumber dari hawa nafsu.

Dari kesimpulan di atas dapat di artikan bahwa puasa merupakan cara berserah diri kepada Tuhan secara utuh jiwa dan raga tanpa ada tendensi apapun.

Jadi cara yang tepat untuk melatih kesabaran dalam menghadapi proses kehidupan adalah dengan sering-sering melakukan puasa. Ada berbagai macam cara serta aturan dalam melakukannya. Nanun inti dari tujuan berpuasa tetap sama. Lalu bagaimana memahami tentang hakekat dan cara puasa dari unsur 3 agama itu ?.


nkn-meditasi

Berikut uraian dari 3 unsur agama tentang hakekat dan cara berpuasa :

Agama Hindu :

    Agama Hindu adalah agama yang tertua di dunia. Hal ini dapat di buktikan dari hasil penelitian kitab Weda yang di sampaikan oleh para ahli, bahwa agama yang berasal dari belahan bumi India ini tumbuh dan berkembang kisaran 6000 tahun sebelum masehi.

    Tentang ketuhanan dalam ajaran Hindu meyakini bahwa Tuhan itu Esa (satu) walau ada berbagai macam penyebutan nama-nama. Seperti yang tercantum dalam Bhagavadgita XI.39 juga Savastava 3 bahwa Tuhan itu di sebut dengan berbagai nama, walaupun sesungguhnya Bhrahman itu Esa.

    Dan untuk cara hidup mendekatkan diri kepada Tuhan, dalam ajaran Hindu ada ritual puasa yang di sebut Upawasa. Upa berarti mendekat dan Wasa berarti Tuhan atau Sang Hyang Widi. Jadi Upawasa adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

    Bagi penganut ajaran Hindu Upawasa ini hukumnya wajib di lakukan pada hari raya Siwaratri setiap panglong ping 14 Tilem kapitu atau Prawaning Tilem Kapitu, yaitu sehari sebelum Tilem ( bulan baru dalam kalender Saka ). Puasa ini di lakukan tanpa makan dan minum mulai matahari terbit hingga terbenam. Selain hari raya Siwaratri, puasa wajib juga di lakukan pada hari raya Nyapi. Bedanya dalam puasa Nyepi tidak makan dan tidak minum selama 24 jam mulai pagi hingga pagi berikutnya.

    Selain puasa wajib ada juga puasa yang berkaitan dengan upacara tertentu seperti pada upacara Pawintenan ( penyucian diri ). Seseorang yang akan di ducikan harus melakukan puasa selama 3 hari, hanya makan nasi kepel dan air kelungah nyuhgading.

BACA JUGA : Cara Menghidupkan Cahaya Hati

Agama Islam :

    Dalam agama Islam ada kitab suci Al Qur'an dan sunnah rosul Al Hadits. Segala konsep cara hidup manusia di atur dalam kitab tersebut. Mengenai ketuhanan umat Islam meyakini bahwa Tuhan itu Esa meskipun banyak penyebutan nama-nama Tuhan. Seperti yang tertera dalam surat Al Ikhlas ayat 1 : قل هو الله احد yang artinya : Katakanlah Dia Allah itu Esa ( Al Ikhlas : 1 ).

    Dalam ajaran agama Islam mengenal juga adanya puasa yang terbagi jadi dua yaitu puasa wajib dan sunnah. Puasa wajib biasanya di lakukan saat masuk bulan Ramadlan ( bulan arab ) selama satu bulan penuh. Kewajiban puasa tersebut tertera dalam surat Al Baqarah ayat 183 :

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

    Untuk cara melakukannya mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Di dalam bulan Ramadlan ini juga banyak amalan-amalan sunnah yang di anjurkan untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan.

    Sedang puasa sunnah ( tidak wajib ) biasanya di lakukan pada hari-hari tertentu seperti : puasa senin dan kamis, puasa dua hari menjelang hari raya idul adha, puasa Daud ( sehari puasa sehari tidak ) dan masih banyak lagi puasa sunnah lainnya.

Agama Budha :

    Menurut sejarah agama Budha ini berasal dari India. Dalam konsep ketuhanan ada sedikit perbedaan tapi intinya tetap sama. Seperti yang di ucapkan Budha Gautama "Biarkan Tuhan menjadikan segala sesuatu, dan manusia hendaklah memelihara kesucian ciptaan Tuhan, kesucian yang sempurna itulah Tuhan. Kesucian demikian harus terdapat pada tiap-tiap manusia".

    Sang Budha menyatakan dalam Sutta Pitaka, udana VIII : 3 yang ada dalam kitab Tripitaka yang berbunyi "Ketahuilah para bikkhu bahwa ada sesuatu yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak. Duhai para bikkhu, apabila tidak ada yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para bikkhu, karena ada yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."

    Ketuhanan yang Maha Esa dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatan Abhutam Akatam Asamkhatamyang artinya : “suatu yang tidak dilahirkan, tidak dijelma, tidak diciptakan dan yang mutlak”. Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun.

    Dalam konsep puasa agama Budha mengajarkan dengan cara melakukannya empat kali sebulan, yaitu pada 1, 8, 15, dan 23. Kalender yang di gunakan berdasar bulan purnama yang berarti bulan baru. Dan cara berpuasa dengan tidak makan di mulai saat tengah hari atau matahari tepat di atas kepala, dan di perbolehkan makan saat datang waktu pagi keesokan harinya. Untuk minum tidak termasuk dalam puasa sehingga di perbolehkan.

    Konsep puasa dalam ajaran Budha tidak berdiri sendiri. Ada serangkaian amalan Atthasila atau delapan aturan moral. Delapan hal tersebut harus benar-benar di hindari saat malaksanakan puasa. Sebab inti dari Atthasila adalah pengendalian secara maksimal segala aktifitas kehidupan dari jaringan organ tubuh paling dalam yang berasal dari hawa nafsu.

Jadi hakekat puasa dari keterangan 3 unsur agama di atas dapat di simpulkan bahwa, puasa merupakan sarana untuk mensucikan hati serta pendekatan diri kepada Tuhan. Sehingga tata cara hidup manusia dalam berbagai hal selalu dalam bimbingan Tuhan. Demikian uraian artikel dengan judul Memahami Tentang Hakekat Dan Cara Berpuasa Dari Unsur 3 Agama. Mudah-mudahan bermanfaat.


1 komentar:

Barracuda Essen mengatakan...

Makasih gan info dan pengetahuannya,.
http://bit.ly/2FPvxkq